saya mencari "dewargon" di google dan menemukan link ke blog saya ini!
maria laurenzia luna
pentingkah? menurut saya ngga penting-penting amat sih.
tapi saya seneng banget aja
mengetik nama saya sendiri terus nongol di google :P
tadi pagi, saya mendengar di radio
bahwa presiden RI, susilo bambang yudhoyono open house!
rumah beliau yang di cikeas.
saya udah minta-minta gitu ke orangtuanya orang tua saya
tapi, bisa ditebak, itu ide yang terlalu konyol
hari ini saya beres-beres meja belajar saya
dan menyadari satu hal :
tumpukan besar, tebal, dan banyak di meja belajar saya
ternyata dokumen-dokumen GNC.
dari audisi, acara, proposal, draft surat, sebut saja semua ada
lalu saya mempertanyakan beberapa hal :
1. bagaimana saya membersihkan itu semua?
2. mengapa saya memiliki dokumen-dokumen tersebut? mengapa saya?
3. mengapa saya sering bertanya 'kenapa'?
pertanyaan pertama mungkin sangat tidak penting
tapi yang kedua dan ketiga agak penting, bagi saya
2. mengapa saya memiliki dokumen tsb.? mengapa saya?
well, i want to know exactly why i was trusted to be such a part
iyaa, gue cuma sekretaris. seneng sih, sebar tanda-tangan :P
tapi, saya kadang berpikir kemampuan apa yang saya tunjukan hingga membuat saya dipilih menjadi sekretaris
boro-boro sekretaris, saya calon ketua, diwawancara dan segala macamnya
saya tidak bertanya-tanya mengapa saya tidak jadi ketua
that's not a problem, never was
saya tidak melihat diri saya sebagai orang yang mampu
saya hanya melihat diri saya sebagai orang yang ceria
jessica indriani melihat diri saya sebagai orang yang antik
terserah saya sih bagaimana saya melihat saya :P
dan itu berlanjut ke
3. mengapa saya sering bertanya 'kenapa'?
dari "kenapa tidak boleh memotret/menyenter ke atas waktu jambore?"
sampai ke hal-hal konyol yang lebih baik tidak ditulis
dalam pemikiran saya, suatu aksi pasti dilandasi sebuah dasar
dan saya hanya ingin tahu dasar alasan apa yang melandasi suatu aksi yang saya lihat atau lakukan
maksud saya simpel : saya tidak mau melakukan suatu aksi yang melawan prinsip-prinsip yang saya pegang, atau paling tidak norma secara umum.
memang egois, arogan, whatever tapi memang begitulah saya
bapak juju juanda adalah guru kewarganegaraan saya waktu di kelas 3 smp pembangunan jaya. di tingkat itu pula saya mengingat kata-kata beliau : kalau orang diberitahu 'jangan' pasti dilakukan. saya orang itu. bagi saya, orang mengatakan jangan pasti beralasan. dan bila alasan yang saya dapat belum masuk di akal saya, yaa saya coba lakukan apa yang dibilang jangan dan lihat hasilnya.
beberapa ada yang menjawab : dibilang jangan karena kita udah tahu. naah, kita itu siapa? termasuk saya apa tidak? wong, saya tak tahu. kalimat itu adalah kalimat bodoh-super tolol untuk menjawab dan amat sangat teramat tidak logis. berbicara dengan anak sd kelas 1 juga tidak akan diterima kalimat itu. edan!
____________________________________________________________________
jadi kawan, ketololan dan/atau kekonyolan yang saya lakukan saya lakukan atas dasar keingin-tahuan. mayoritasnya begitu. bila tidak, anggap saja hiburan malam yang menggelitik. saya tidak akan melakukan hal-hal extreme bila tidak dipancing. jadi, saya mohon, untuk tidak memancing saya untuk melakukan hal-hal yang tidak-tidak. wokeee? sip, thanks.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar